Oleh Theresia Widiningtyas
Masyarakat Banten yang tinggal di bagian Barat pulau Jawa, menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Sunda, bahasa Jawa yang kemudian disebut bahasa Jawa Banten, dan bahasa Lampung Cikoneng. Bahasa Jawa Banten dituturkan dalam dua dialek, dialek Pantai Utara (Pantura) dan Cikoneng. Dialek Pantura dituturkan masyarakat yang berdiam di wilayah sepanjang pesisir utara Banten, yaitu Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Serang. Sedangkan dialek Cikoneng dituturkan masyarakat Desa Cikoneng di Kabupaten Serang. Karena banyak digunakan di wilayah Kota dan Kabupaten Serang,, bahasa Jawa Banten juga sering disebut bahasa Jawa Serang atau jaseng.
Sejarah mencatat bahwa bahasa Jawa Banten mulai dituturkan sejak Kesultanan Banten berdiri pada abad ke-16. Sultan pertama Banten, Maulana Hasanuddin adalah putra Sunan Gunung Jati, penguasa kesultanan Cirebon. Ini membuat bahasa Cirebon ikut menjadi fondasi bahasa Jawa Banten, bersama bahasa Sunda dan Betawi.
Dua tingkatan
Berdasarkan pemakaiannya, bahasa Jawa Banten mengenal dua ragam/tingkatan, yaitu bebasan dan pergaulan. Ragam bebasan banyak digunakan dalam komunikasi formal dengan orang yang lebih tua atau dituakan, sedangkan ragam pergaulan banyak digunakan dalam komunikasi nonformal dengan kawan sebaya. Pada masa Kesultanan Banten, ragam bebasan menjadi bahasa utama keluarga dan petinggi kerajaan yang berdiam di Keraton Surosowan.
Bahasa Jawa Banten memiliki dua versi pengucapan huruf ‘e’. Ada yang mengucapkan ‘e’ seperti pada kata “kenapa”, dan ada yang mengucapkan ‘e’ dengan ‘a’ seperti pada kata “apa”. Contohnya, kule dibaca 'kula' atau 'kule' (artinya saya). Ore dibaca ‘ora’ atau ‘ore’ (artinya tidak). Pire dibaca ‘pira’ atau ‘pire’ (artinya berapa).
Contoh percakapan dalam bahasa Jawa Banten bebasan:
A: Pripun kabare? Kakang ayun ning pundi?
B: Ayun tumbas sate bandeng sios. Kule linggar sareng Teh Toyah ning pasar.
A: Yewis, napik dolanan saos nggih!
Percakapan di atas dalam bahasa Jawa Banten pergaulan:
A: Kepremen kabare? Sire arep ning endi?
B: Arep tuku sate bandeng siji. Kite lunge kare Teh Toyah ning pasar.
A: Yewis, aje memengan bae ye!
Artinya dalam bahasa Indonesia:
A: Bagaimana kabarnya? Anda/Kamu mau ke mana?
B: Mau beli sate bandeng satu. Saya pergi dengan Kak Toyah ke pasar.
A: Ya, sudah, jangan bermain saja, ya!
Dari contoh percakapan di atas, terlihat perbedaan kosa kata antara bahasa Jawa Banten bebasan dan pergaulan. Misalnya saja kata “bagaimana” dalam bahasa Jawa Banten bebasan adalah “kepripun/pripun”, sedangkan dalam bahasa Jawa Banten pergaulan adalah “kepremen/pripun”.
Kamus digital
Sebagai bagian dari upaya pelestariannya, sejak 2015, Pemerintah Provinsi Banten memasukkan bahasa Jawa Banten sebagai muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar di Kota dan Kabupaten Serang.
Pemerintah juga berusaha memopulerkan bahasa ini di kalangan anak muda dengan bantuan teknologi. Salah satunya, pada akhir 2020 lalu, Kantor Bahasa Provinsi Banten meluncurkan aplikasi Kamus Bahasa Jawa Banten. Aplikasi ini dapat diunduh pengguna android melalui Google Play Store. Selain itu, Kamus Bahasa Jawa Banten juga bisa diakses secara daring melalui tautan https://kamusbahasajawabanten.kemdikbud.go.id. Inovasi ini membuat masyarakat, terutama anak-anak muda, bisa mempelajari bahasa Jawa Banten di mana saja, kapan saja.
Kalimat apa yang sudah terangkai hari ini?
Editor Nuria Soeharto
Foto: apkpure.com
Sumber:
Awwal, Akhmad Mundzirul. 21 Februari 2020. “Malu Mengaku Orang Banten Kalau Tak Bisa Bebasan”. Liputan 6 (daring, diakses 16 Agustus 2021)
Kantor Bahasa Provinsi Banten. 8 September 2020. “Peluncuran Aplikasi Kamus Bahasa Jawa Banten”. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (daring, diakses 16 Agustus 2021)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Bahasa Jawa, Provinsi Banten. Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia (daring, diakses 16 Agustus 2021)
Putra, Yudha Manggala. 14 November 2015. “Bahasa Jawa Serang Masuk Kurikulum Muatan Lokal”. Republika (daring, diakses 16 Agustus 2021)